Dari mulai saat ayah punya mobil baru (sebuah mobil kapsul tua yang suka terhenti di tengah jalan, mogok, namun tetap saja itu barang mewah buat keluarga kami) aku selalu di antar oleh ayahku setiap pagi, walaupun sebenarnya SDku hanya berada di depan gang rumah. tapi waktu itupun aku dengan sangat bangga naik ke mobil tua itu.sejak saat mobil itu ada, pagiku jadi sering bersama ayah.

Perkara di antar ayah yang ini, kadang bisa jadi sangat menyebalkan, khususnya saat aku SMP. sekolah masuk pukul 07.15 dan ayah baru mandi pukul 06.30 sementara perjalanan rumah-sekolahku itu bisa memakan waktu 30 menit. apalagi kalau sudah macet. ayah sebenarnya sudah bangun sejak pukul lima, tapi sungguh banyak hal yag dilakukan ayah yang aku juga tidak tau apa. tapi ayah, saat sudah mepet waktunya bersiap sangat cepat. dalam tempo 15 menit ayah sudah selesai bebersih, sarapan, memanaskan mobil dan lainnya. sangat kontras denganku yang walaupun bangun sama-sama pukul lima, tapi waktu tersebut aku pakai untuk bersiap. bebersihku setengah jam, sarapanku setengah jam, belum lagi kebiasaan buruk nyusun loster di pagi hari haha. apalagi kalau ternyata ada pr yang belum di kerjakan. jadi siklusnya selalu begitu. pagi hari di rumah kami.

Topik di mobil, SMP

"adek uangnya cukup kan?"
 atau
"sekarang jam berapa?"
"06.45 yah"
"ah biasanya 20 menit juga sampe kok. adek tenang" kata ayah sambil tersenyum. aku juga cuma bisa tersenyum pasrah. antara takut telat tapi ga mungkin juga marah dengan ayah. aku juga ngga tahu apa yang ayah lakukan selama satu setengah jam beliau bangun itu. ayahku sudah cukup sibuk dengan kerjaannya jadi tidak mungkin lagi aku ngambekan gara-gara aku takut telat. toh ayahku juga telat. pada akhirnya aku tetap lebih memilih di antar ayah daripada menunggu angkot. karena menunggu angkot itu bisa jadi penantian yang panjang dan tak berkesudahan.hmm.

Telat.

pada akhirnya sewaktu SMP aku memang jadi langganan telat. masalah telat ini, kalau di sekolahku berarti mencabut rumput, menyapu ruang BK, membersihkan kaca kelas, mengepel kantor guru, dan kerjaan bebersih lainnya selama satu jam pelajaran. ini sebabnya sekolahku tidak perlu menyewa banyak petugas kebersihan. karena kami, muridnya adalah petugas kebersihan itu sendiri.

SMA
SMA, aku masuk pukul 07.30, jadi waktuku lebih longgar. aku sudah sangat jarang terlambat saat SMA. dan memang hukuman buat yang telat di SMA lebih ganas. hormat bendera, jalan jongkok. ngga lucu juga aku yang memakai rok disuruh jalan jongkok dari gerbang sampai lapangan.

saat itu ayah juga semakin cepat bersiap-siap, aku yang semakin lama. walau begitupun, waktu berkendara tetap tiga puluh menit. sebanyak itulah waktu yang ku habiskan setiap senin-sabtu. berdua dengan ayah.

Topik di mobil, SMA
Ayah bukan tipe orang yang banyak bicara, begitupun denganku. aku rasa aku sedikit banyaknya aku mewarisi sifat ayah yang ini. jadi, tiga puluh menit di dalam mobil biasanya berlangsung hening. hanya suara siaran radio. biasanya topik tetap hanya satu, berapa lama waktu yang ayah butuhkan untuk berkendara untuk sampai ke sekolahku dan faktor penghambatnya seperti lampu merah, macet, dan ketidakberuntungan. namun terkadang ayah memberi sedikit cerita berisi nasehat, ataupun cerita kehidupannya sewaktu kecil kalau aku bertanya. cerita ayah sedikit banyaknya membentuk karakterku yang sekarang juga, sebenarnya. rutinitas yang lain adalah mencari recehan 2000 untuk membayar uang tol.

mengenai siaran radio, aku selalu mempertimbangkan empat jenis lagu. lagu pop yang aku sukai, atau jika ada lagu dangdut, batak maupun lagu lawas, aku tetap akan berhenti menekan tombol radio. aku tidak suka, sih. tapi ayah suka. dan ketika ada lagu itu ayah langsung bersenandung. aku cuma bisa tertawa. tidak ada salahnya mendengar nyanyian ayah di pagi hari. toh nanti pekerjaan akan memberikan banyak beban buat ayah. biarlah nyanyian itu melepaskan ayah dari bebannya walaupun sebentar.

cerita di mobil ayah pada akhirnya hanya akan begitu-begitu saja. tidak ada yang spesial.

tapi, terlepas dari semua itu, tiga puluh menit di mobil adalah selalu hal yang aku rindukan.

 aku bersama ayah. menatap matahari pagi yang perlahan keluar dari balik jendela mobil ayah. semburat oranye matahari yang selalu menyenangkan. keheningan itu juga menenangkan. semua detail yang aku ingin ulangi lagi, ketika aku sedang di tanah padjajaran ini.

sumber gambar : http://dpshots.com/
"kenapa pindah kampus?"
"kenapa gak pacaran?"
"kenapa kamu diam aja?"

izinkan aku sedikit menjelaskan disini.

ah maaf teman. selain redaksi kata-kataku saat bicara memang tidak cukup baik, aku sebenarnya juga bukan tipe orang yang suka membicarakan kehidupanku pribadi. aku memang kurang nyaman jadi pusat perhatian. otomatis pertanyaan 'kenapa' bagiku seolah jadi todongan pistol yang langsung mengarah padaku, mengancam untuk dijawab. maafkan kekakuanku. tapi bagiku kehidupan pribadiku bukanlah sesuatu yang layak untuk diceritakan. kalaupun aku ingin menceritakan, lebih baik aku ceritakan di tulisan saja. yah, tulisanku memang tidak cukup baik. mungkin aku akan menceritakan hal lain. tapi, untuk kehidupan pribadi. baiknya di tulisan saja, ya :)