Walaupun mayoritas orang yang sudah bertemu dan mengenal baik aku mengatakan bahwa aku ini orang yang sangat cuek, kalau boleh jujur sebenarnya aku tidak begitu. aku gampang sekali down kalau habis dikomentarin negatif apalagi direndahin walau dalam konteks bercandapun oleh teman-temanku. kalau sudah begitu, biasanya kritikan itu nempel terus di otakku selama berhari hari dan aku terusnyalahin diriku sendiri kenapa begini kenapa begitu. namun, bedanya aku, aku selalu cari kesibukan lain dan selalu membius diriku untuk bilang "whatever lah kata orang apa, ini kan hidupku sendiri" lalu coba acting kaya aku gada beban masalah dan lain-lan. lalu, aku juga menang di temen-temen yang ga jaim, jadi aku bisa bebas ketawa-ketiwi sama mereka kalau udah mulai jenuh, dan biasanya emang ketawa sama mereka itu parah, sampe teriak-teriak dan otakku plong lagi. jadinya ya beban idup berasa ilang semua.
soal baperan ini, pernah beberapa kali aku merasa down ketika orang mengkritik atau mengejek secara tidak langsung "gaya berpakaian"ku. ada yang mengkaitkannya dengan aliran sesat, ada yang melabeli aku dengan "muslimah yang ambis" dan lain lain. beberapa waktu lalu aku udah baper maksimal dan sudah mau nyerah aja berpakaian seperti ini. pada percobaan pertama, aku berdoa "ya Allah, aku udah mau jadi orang biasa aja. ga mau jadi minoritas lagi. lagianpun ga ada juga ya Allah cewe yang jilbabnya besar tapi suka teriak-teriak dan ketawa-ketiwi kaya aku" dan besoknya dibalas sama Allah melalui abangku yang ngajak kami sekeluarga buat nonton Cahaya Cinta Pesantren, dan disitu aku tertohok sendiri. si tokoh utamanya bisa aku bilang aku banget. dan toh ternyata dia bisa tinggal di pesantren dan yaa gitulah tetep lucu ketawa ketiwi agak tomboy tapi tetep keislaman gitu.
selama seminggu setelah aku nonton itu film aku memang cukup termotivasi, tapi di hari kedelapan aku baper lagi. terus aku doa lagi "tapi kalau ulfa berpakaian kaya gini ulfa gabisa gaya-gaya ya Allah. ulfa kan pengen gaya juga. ya sebenarnya ulfa juga gabisa gaya sih tapi yaa kan pengen. aduh ya Allah sebenarnya pengen banget ga usah pake rok lagi. tolong ulfa ya Allah, adain deh kejadian yang buat ulfa tersadar gitu, kejadiannya besar tapi ga terlalu besar gitu tapi bisa buat ulfa mantep lagi berpakaian kaya gini" . setelah itu yang aku dapetin bener-bener sesuatu. dan itu kejadiannya hari sabtu, 11 februari kemarin, tepatnya ketika aku akan kembali ke tanah perantauanku, di atas pesawat.
waktu itu dari proses lepas landas sampai persiapan mendarat semua biasa aja. pengumuman dari pilot menyatakan bahwa seluruh area sumatera cerah sedangkan area jawa berawan. aku masih santai saja nonton di layar depanku. waktu itu aku nonton the book of life sampai selesai, lalu dilanjutkan nonton monster hunt. pesawatnya batik air punya. di kananku ada seorang laki-laki, mungkin usia dua puluhan sedangkan di kiri ada bapak-bapak.
sampai ketika proses penurunan roda pesawat juga masih aman aja. namun kami mulai masuk ke awan hitam. waktu itu pesawat mulai gelap dan sedikit berguncang. tapi masih biasa aja. aku mulai ngerasain aneh tapi ya masih santai aja, berhubung aku udah beberapa kali kena kondisi yang seperti itu saat naik pesawat.
pesawatnya belok, aku tau karena aku lihat sayap pesawatnya. belum ada tanda-tanda pesawat mau turun saat itu. lama-lama pesawatnnya makin kencang. aku makin curiga dan akhirnya mematikan tv di depanku dan melihat kondisi melalui jendela. ternyata kami sedang ada di dalam awan yang hitam banget.
tiba-tiba, pesawat berguncang hebat dan turun cepat sekali. semua lampu pesawat langsung mati. bunyi dentum mesin pesawat juga makin lama makin kencang. aku mulai takut pada saat itu. langsung istighfar istighfar sebanyak-banyaknya sambil nutup mata, berusaha tidur supaya ga ketakutan. tapi pesawatnya berguncang lagi dan bunyi mesinnya makin nyeremin. sukses itu buat aku sangat ketakutan. tiba-tiba pesawat beraasa mau jatuh, gatau itu perasaanku aja atau memang pengaruh turbulensi tapi aku langsung berpikir kalau "oh, jadi sampai disini aja hidupku?" "ini rupanya rasanya mau mati?" "aduh aku lagi ga shalat dan tadi aku juga cuma nonton ga ingat Allah sedikitpun" "kalau aku mati.. mama kayak mana?"
pesawat masih aja kencang dan ngga ada tanda-tanda bakal mendarat. tiba-tiba terdengar suara roda dinaikin lagi. dan pilot ngasih pengumuman "karena jarak pandang saat ini tidak terlalu baik, maka kita akan coba memutar dan menunggu di sebelah utara" tapi suara pilottnya di pendengaranku kelihatan gugup. aku bertambah takut. langsung teringat dengan Air crash investigation di national geographic yang sering bahas masalah pesawat jatuh. aku mikir lagi "ada kemungkinan ga ya aku selamat?" "aku tadi ga lihat mama lebih lama lagi.. padahal aku udah mau mati" lalu aku nyoba lagi nenangin diri aku dengan baca al fathihah terus tapi pesawatnya berguncang lagi. terus ada beberapa detik aku ngeliat di bawah yang ada sawah "matilah aku, beneran pesawatya tersesat, mana ada sawah di jakarta. ini pasti mau nabrak gunung" aku pikir lagi. terus aku gemetaran hebat dan hampir nangis saking takutnya. penumpang yang lain udah pada istighfar aja semuanya. aku juga begitu.
aku langsung teringat ngapain aja aku selama ini. banyak buang waktu, sering nonton drama korea, dengerin musik, aurat belum ketutup sempurna malah mau pake celana jeans lagi pula, terus sering ngeluh wajahku ginilah, gitulah, yakali dosaku nanti gegara gak mensyukuri wajah yang udah dikasih Allah. terus ternyata selama ini waktuku terbuang untuk mikirin soal wajah doang. belum jadi anak yang baik buat mama sama ayah. terus gara-gara itu semua aku jadi berdoa "ya Allah, kalau pesawat ini berhasil mendarat dengan baik aku janji akan pake rok setiap keluar rumah dan pake jilbab yang nutup aurat, terus ga akan banyak protes lagi, mau mensyukuri hidup yang aku punya, ga gampang down kalau diejek orang lain karena pakai jilbab panjang, aku cum pengen hidup sederhana aja. dan aku usahain juga buat ga menyiakan waktuku lagi dengan hal yang ga berguna ya Allah. aku ga mau mati konyol kaya gini. kemarin sebulan al-qurannya tinggal di kosan dan karena gapake al quran yang biasa aku jadi gamau baca quran, lain kali ga gitu lagi ya Allah" dan hebatnya, setelah aku doa begitu, roda pendaratan turun lagi, lampu pesawat juga hidup lagi, dan pilotnya bilang "akhirnya kita telah melewati cuaca ekstrem dan sekarang kita akan melakukan pendaratan" dan dalam waktu beberapa menit aja, pesawatnya turun dengan lancar dan damai walaupun waktu itu aku masih doa-doa terus sampe akhirnya roda menyentuh tanah. setelah itu aku cuma bengong. bengong terus sampai masuk ke pintu kedatangan, aku langsung nyari toilet. aku bengong lagi, cuci muka sedikit. dan aku baru ingat apa yang terjadi di atas awan tadi.
aku masih agak syok dengan kejadian tadi. tapi kemudian aku baru teringat kalau beberapa waktu yang lalu, aku pernah doa "ya Allah, aku rasa aku mulai jauh darimu. tolong sadarkan aku dengan sebuah kejadian kecil yang berdampak besar padaku ya Allah" ya mungkin ini jawaban dari doaku itu. aku jadi berjanji sama Allah buat hidup lebih baik dan ngga nyiain waktu. kalau suatu saat aku mau menyia-nyiakan waktuku lagi, aku bisa inget saat aku di atas pesawat itu, ketika aku sempat berpikir "semalam kerjaanku nonton drama korea, terus ngiri sama muka orang lain. terus kalau hari ini aku mati apa ga konyol banget mati dan sebelumnya kerjaanmu cuma nonton drama korea? mau bilang apa sama malaikat?" dan itu bisa jadi alasanku buat ngga terlalu banyak buang waktu lagi. karena mati itu bisa datang kapan aja, jadi lebih bagus untukku untuk selalu siap dengan kemungkinan mati itu.
karena aku ga akan tau, kapan mati akan menjemputku.
soal baperan ini, pernah beberapa kali aku merasa down ketika orang mengkritik atau mengejek secara tidak langsung "gaya berpakaian"ku. ada yang mengkaitkannya dengan aliran sesat, ada yang melabeli aku dengan "muslimah yang ambis" dan lain lain. beberapa waktu lalu aku udah baper maksimal dan sudah mau nyerah aja berpakaian seperti ini. pada percobaan pertama, aku berdoa "ya Allah, aku udah mau jadi orang biasa aja. ga mau jadi minoritas lagi. lagianpun ga ada juga ya Allah cewe yang jilbabnya besar tapi suka teriak-teriak dan ketawa-ketiwi kaya aku" dan besoknya dibalas sama Allah melalui abangku yang ngajak kami sekeluarga buat nonton Cahaya Cinta Pesantren, dan disitu aku tertohok sendiri. si tokoh utamanya bisa aku bilang aku banget. dan toh ternyata dia bisa tinggal di pesantren dan yaa gitulah tetep lucu ketawa ketiwi agak tomboy tapi tetep keislaman gitu.
selama seminggu setelah aku nonton itu film aku memang cukup termotivasi, tapi di hari kedelapan aku baper lagi. terus aku doa lagi "tapi kalau ulfa berpakaian kaya gini ulfa gabisa gaya-gaya ya Allah. ulfa kan pengen gaya juga. ya sebenarnya ulfa juga gabisa gaya sih tapi yaa kan pengen. aduh ya Allah sebenarnya pengen banget ga usah pake rok lagi. tolong ulfa ya Allah, adain deh kejadian yang buat ulfa tersadar gitu, kejadiannya besar tapi ga terlalu besar gitu tapi bisa buat ulfa mantep lagi berpakaian kaya gini" . setelah itu yang aku dapetin bener-bener sesuatu. dan itu kejadiannya hari sabtu, 11 februari kemarin, tepatnya ketika aku akan kembali ke tanah perantauanku, di atas pesawat.
waktu itu dari proses lepas landas sampai persiapan mendarat semua biasa aja. pengumuman dari pilot menyatakan bahwa seluruh area sumatera cerah sedangkan area jawa berawan. aku masih santai saja nonton di layar depanku. waktu itu aku nonton the book of life sampai selesai, lalu dilanjutkan nonton monster hunt. pesawatnya batik air punya. di kananku ada seorang laki-laki, mungkin usia dua puluhan sedangkan di kiri ada bapak-bapak.
sampai ketika proses penurunan roda pesawat juga masih aman aja. namun kami mulai masuk ke awan hitam. waktu itu pesawat mulai gelap dan sedikit berguncang. tapi masih biasa aja. aku mulai ngerasain aneh tapi ya masih santai aja, berhubung aku udah beberapa kali kena kondisi yang seperti itu saat naik pesawat.
pesawatnya belok, aku tau karena aku lihat sayap pesawatnya. belum ada tanda-tanda pesawat mau turun saat itu. lama-lama pesawatnnya makin kencang. aku makin curiga dan akhirnya mematikan tv di depanku dan melihat kondisi melalui jendela. ternyata kami sedang ada di dalam awan yang hitam banget.
tiba-tiba, pesawat berguncang hebat dan turun cepat sekali. semua lampu pesawat langsung mati. bunyi dentum mesin pesawat juga makin lama makin kencang. aku mulai takut pada saat itu. langsung istighfar istighfar sebanyak-banyaknya sambil nutup mata, berusaha tidur supaya ga ketakutan. tapi pesawatnya berguncang lagi dan bunyi mesinnya makin nyeremin. sukses itu buat aku sangat ketakutan. tiba-tiba pesawat beraasa mau jatuh, gatau itu perasaanku aja atau memang pengaruh turbulensi tapi aku langsung berpikir kalau "oh, jadi sampai disini aja hidupku?" "ini rupanya rasanya mau mati?" "aduh aku lagi ga shalat dan tadi aku juga cuma nonton ga ingat Allah sedikitpun" "kalau aku mati.. mama kayak mana?"
pesawat masih aja kencang dan ngga ada tanda-tanda bakal mendarat. tiba-tiba terdengar suara roda dinaikin lagi. dan pilot ngasih pengumuman "karena jarak pandang saat ini tidak terlalu baik, maka kita akan coba memutar dan menunggu di sebelah utara" tapi suara pilottnya di pendengaranku kelihatan gugup. aku bertambah takut. langsung teringat dengan Air crash investigation di national geographic yang sering bahas masalah pesawat jatuh. aku mikir lagi "ada kemungkinan ga ya aku selamat?" "aku tadi ga lihat mama lebih lama lagi.. padahal aku udah mau mati" lalu aku nyoba lagi nenangin diri aku dengan baca al fathihah terus tapi pesawatnya berguncang lagi. terus ada beberapa detik aku ngeliat di bawah yang ada sawah "matilah aku, beneran pesawatya tersesat, mana ada sawah di jakarta. ini pasti mau nabrak gunung" aku pikir lagi. terus aku gemetaran hebat dan hampir nangis saking takutnya. penumpang yang lain udah pada istighfar aja semuanya. aku juga begitu.
aku langsung teringat ngapain aja aku selama ini. banyak buang waktu, sering nonton drama korea, dengerin musik, aurat belum ketutup sempurna malah mau pake celana jeans lagi pula, terus sering ngeluh wajahku ginilah, gitulah, yakali dosaku nanti gegara gak mensyukuri wajah yang udah dikasih Allah. terus ternyata selama ini waktuku terbuang untuk mikirin soal wajah doang. belum jadi anak yang baik buat mama sama ayah. terus gara-gara itu semua aku jadi berdoa "ya Allah, kalau pesawat ini berhasil mendarat dengan baik aku janji akan pake rok setiap keluar rumah dan pake jilbab yang nutup aurat, terus ga akan banyak protes lagi, mau mensyukuri hidup yang aku punya, ga gampang down kalau diejek orang lain karena pakai jilbab panjang, aku cum pengen hidup sederhana aja. dan aku usahain juga buat ga menyiakan waktuku lagi dengan hal yang ga berguna ya Allah. aku ga mau mati konyol kaya gini. kemarin sebulan al-qurannya tinggal di kosan dan karena gapake al quran yang biasa aku jadi gamau baca quran, lain kali ga gitu lagi ya Allah" dan hebatnya, setelah aku doa begitu, roda pendaratan turun lagi, lampu pesawat juga hidup lagi, dan pilotnya bilang "akhirnya kita telah melewati cuaca ekstrem dan sekarang kita akan melakukan pendaratan" dan dalam waktu beberapa menit aja, pesawatnya turun dengan lancar dan damai walaupun waktu itu aku masih doa-doa terus sampe akhirnya roda menyentuh tanah. setelah itu aku cuma bengong. bengong terus sampai masuk ke pintu kedatangan, aku langsung nyari toilet. aku bengong lagi, cuci muka sedikit. dan aku baru ingat apa yang terjadi di atas awan tadi.
aku masih agak syok dengan kejadian tadi. tapi kemudian aku baru teringat kalau beberapa waktu yang lalu, aku pernah doa "ya Allah, aku rasa aku mulai jauh darimu. tolong sadarkan aku dengan sebuah kejadian kecil yang berdampak besar padaku ya Allah" ya mungkin ini jawaban dari doaku itu. aku jadi berjanji sama Allah buat hidup lebih baik dan ngga nyiain waktu. kalau suatu saat aku mau menyia-nyiakan waktuku lagi, aku bisa inget saat aku di atas pesawat itu, ketika aku sempat berpikir "semalam kerjaanku nonton drama korea, terus ngiri sama muka orang lain. terus kalau hari ini aku mati apa ga konyol banget mati dan sebelumnya kerjaanmu cuma nonton drama korea? mau bilang apa sama malaikat?" dan itu bisa jadi alasanku buat ngga terlalu banyak buang waktu lagi. karena mati itu bisa datang kapan aja, jadi lebih bagus untukku untuk selalu siap dengan kemungkinan mati itu.
karena aku ga akan tau, kapan mati akan menjemputku.