The Crimes of Grindelwald dimulai dengan kaburnya salah satu tahanan yang paling berbahaya, yaitu Grindelwald itu sendiri. Setelah Grindelwald Kabur, Barulah muncul sang Hero kita, Newt Scamander yang sebenernya di mataku ga cakep-cakep amat tapi karakternya itu unik dan ngena banget, jadi kelihatan sangat menarik di mataku.
Sumber Cnet.com






Ringkasan hal-hal yang kusuka dalam film ini: efek animasinya , cerita dunia sihir yang lebih dalam, karakter Newt Scamander dan Tina Goldstein.

Cuma itu. Kesanku terhadap film ini lumayan buruk, karena film ini ga membuat aku masuk ke alurnya. film ini bagiku bener-bener spin-offnya Harry Potter, pelengkap cerita agar aku tau aja kalau ternyata cinta pertamanya Dumbledore itu manusia yang terjahat pada masanya, dan Dumbledore adalah seorang gay. selebihnya aku ga menemukan hal yang cukup menarik dar film ini yang membuatku excited dalam setiap adegannya. semuanya cuma yaa aku tonton karena aku ada di dalam bioskop itu jadi, yah aku tonton sampai selesai.

Tapi baiklah, berhubung kalian datang ke Blog ini dengan harapan yang sangat besar, aku akan ceritakan beberapa hal menarik yang mungkin membuat kalian sedikit penasaran dengan film ini.

sumber : yahoo.com
1. Leta Strange adalah leluhur dari Suami Bellatrix Lestrange
jadi, buat yang belum tau, marga asli dari Belatrix sebenernya bukan Lestrange, tetapi Black. itulah yang menjadikan dia sebagai saudaranya Black. Cuma si Bellatrix ngeganti marganya jadi Lestrange gara-gara menikah sama suaminya (ya jelas, lah.). itulah yang menjadikan dia punya hubungan kerabat sama Leta. walaupun mereka kerabat, tapi jangan salah loh, Leta ini beda banget sama Bellatrix. Leta baik, bahkan walaupun orang-orang ngatain dia orang jahat. memang dia melakukan beberapa hal yang sekilas nampak jahat, namun kalau kalian tau alasannya, yaa sedikit banyaknya kita bakal lebih paha kenapa doi ngelakuin hal itu. bahkan, di film ini dia melakukan pengorbanan yang luar biasa besar untuk Newt Cs.

Grindelwald lagi kampanye ala-ala sumber : Radiotimes.com

2. Grindelwald beneran Manipulatif dan Karismatik banget, sampe Queenie yang tadinya berada di pihak baik bisa putar balik jadi pengikutnya Grindelwald
walaupun aku ga terlalu terkesan sama filmnya, tapi aku dapet pelajaran menarik dari film ini. salah satunya adalaah orang-orang jahat itu beneran karismatik dan manipulatif banget, bisa mengubah sesuatu yang salah menjadi tampak benar dengan redaksi kata-katanya yang bagus. belum lagi karismanya. ini juga yang ngebuat si Queenie akhirnya bisa ketipu dan malah ngikut sama Grindelwald.

Sumber : cbr.com
3. Nagini Berasal dari Indonesia, tapi sayangnya pemainnya dari Korea
katanya, awalnya yang ditawarin buat jadi Nagini itu Acha Septriasa, tapi karena waktu itu Acha lagi hamil, ga jadi deh dia meranin Nagini. aku sih kayanya bakal lebih seneng kalau yang meranin Nagini itu Acha ya, namanya juga Nagini asalnya dari Indonesia. oh iya, sampe sekarang Nagini itu kelihatan masih baik, aku jadi penasaran, gimana ceritanya Nagini yang baik itu bisa jadi budaknya Voldemort nantinya, ya. mungkin aja sih dia diperdaya sama Voldemort. soalnya Ginny juga pernah diperdaya kan di Harry Potter dan Kamar Rahasia. waktu itu Ginny diperdaya gara-gara dia megang buku hariannya Voldemort yang merupakan Hocruxnya Voldemort. Nagini kan juga Hocruxnya, jadi bisa aja dia terperdaya gara-gara itu. Tapi ini belum tentu bener sih, bisa aja akhirnya Nagini emang jadi jahat. selengkapnya tunggu aja di Fantastic Beast selanjutnya!
sumber: Digital Spy
4. Creedence adalah... belum tau siapa sih, yang pasti dia kerabat Dumbledore. marganya sama, sih.
Nah ini yang bikin rada kaget, soalnya di Harry Potter pun ga pernah disebut-sebut kalau Albus Dumbledore punya adik selain Aberforth dan Ariana. bisa ajasih dia sepupu atau apalah, tapi belum dijelasin juga, mungkin bakal dijelasin di Fantastic beast yang ketiga. Dia pada akhirnya bakal jadi pengikutnya Grindelwald juga disini, tapi gatau entar kedepannya gimana.
sumber : Digitalspy.com

5. Karakter Newt dan Albus
sebenernya semua tokoh di film ini menarik. jadi aku rada kecewa karena alurnya ga ngebuat aku excited. seperti yang aku bilang, karakter Newt emang karakter yang paling buat aku kaget, karena dia ga cakep tapi bisa jadi cakep karena tokohnya. bahkan sampe ada channel youtube yang khusus ngebahas Newt loh, di Channel itu bilang kalau Newt itu menghadirkan "Maskulinitas versi baru" karena sebelumnya dunia barat itu cederung membuat karakter laki-laki utama sebagai seorang yang kuat, keras kepala, tidak peka, berotot, dan any masculinity stuff lainnya. kalian bisa ngeliat Thor, Iron Man, Star Trek, Avatar, dan film film lainnya, cowo pasti selalu digambarkan dengan maskulinitas yang berlebih. Nah, sekarang lihat Newt, dia seorang yang sangat Sensitif, peka banget, lembut, ngga berotot, agak aneh dan gila, serta hidupnya hanyalah seputar binatang-binatang aneh. tapi, disitu lah letak kekerenanya. dia yang bicara juga sepatah sepatah mampu menarik perhatian penonton karena sensitifnya dia. itulah yang aneh kata si pemilik channel itu. selengkapnya tonton sendiri aja deh disini.

sumber : The Daily Dot
Sebaliknya, aku rada kecewa sama karakternya Albus. Walaupun J.K.Rowling sendiri udah bilang kalau Albus itu di masa mudanya rada bodoh dan ceroboh, tapi aku ga nyangka Albus yang dia bicarain bakal jauh banget sama yang aku bayangin. maksudnya, aku emang maklum kalau Albus yang muda belum punya aura bijaksana sebijak Albus yang udah tua,tapi masalahnya si Albus muda itu kelewat jauh dari bayanganku. dia berpakaian kaya muggle pada umumnya, gayanya kek penyanyi jazz yang guanteng gitu. jadi aku ketika ngeliat Albus muda ya ga berasa ngeliat Dumbledore melainkan ngeliat orang lain aja gitu. aku masih berharap bisa ngeliat Albus yang bener-bener auranya kaya Albus yang udah tua di Film ketiga.

segitu dulu deh review aku untuk film ini, silahkan tonton sendiri untuk kelanjutannya!




Judul dari bab awalnya aja udah bikin keki : Jangan Berusaha.
Maaf rada burem,difotonya malem dan pake HP seadanya :(

Buku ini menceritakan tentang bagaimana caranya untuk bersikap bodo amat kepada dunia, bukan bodo amat secara gamblang, tapi bodo amat yang membuat kita hanya memperdulikan hal-hal yang memang penting aja. karna seperti yang selalu dibilang oleh motivator kenamaan yang akupun lupa namanya siapa "Hidup itu cuma sekali, ga semua hal di dunia ini bisa kita miliki" yaa kita memang gak bisa memperdulikan banyak hal, jadi habiskan waktu untuk memperdulikan hal-hal yang penting. dan hal-hal yang penting itu, terkadang gak segede yang kita duga, gak se-wah yang kita khayalkan. hal-hal penting yang sekilas gak penting itu yang sering bikin kita khilaf dan lalu ngacir pergi untuk mencari hal-hal gak penting lainnya. Sakitnya, mayoritas manusia seringkali terlambat menyadari hal penting ini. Manusia baru sadar bahwa suatu hal itu penting ya saat sesuatu itu hilang. Ini yang coba dibahas oleh si Mark, tentang bagaimana caranya menemukan hal penting itu, memisahkannya dari segala hal-hal yang gak penting, dan menghargai hal penting itu sekecil apapun dia, seremeh apapun hal itu.

Dalam buku ini setidaknya ada sembilan bab yang kalau dijelasin semuanya malah bakal jadi plagiat. jadi aku bahas secara umum aja ya setiap babnya.

1. Jangan Berusaha.
Di awal cerita si Mark ngasih sebuah contoh kasus yaitu hidupnya Charles Bukowski, yang kata Mark adalah manusia terakhir yang bakal anda mintai nasihat tentang kehidupan, atau nama terakhir yang kamu ingin lihat di buku motivasi jenis apapun. Dari contoh kasusnya si Charles Bukowski, Mark pengen bilang ke pembaca kalau kita gausah berusaha banget untuk jadi orang sukses. gausah memaksakan diri untuk jadi hebat seperti orang-orang di TV. kunci sebenarnya dari kesuksesan itu adalah ketika kamu menerima bahwa dirimu adalah seorang yang gagal. "aku gagal dan ya bodo amat" kaya gitu. jadi ga perlu memusingkan kegagalan karena di dunia ini ya semua orang pernah gagal. ada kutipan menarik yang kuambil dari bab ini :

"seseorag yang percaya diri tidak merasa perlu membuktikan kalau dia percaya diri. seorang wanita yang kaya tidak merasa perlu untuk meyakinkan seorang pun kalau dia kaya. entah anda seperti itu atau tidak, dan jika anda setiap saat memimpikan sesuatu, anda sebenarnya sedang menguatkan realitas bawah sadar anda, lagi dan lagi, bahwa anda bukan itu."

Mark disini juga berusaha menyampaikan kalau hentikan untuk menjadi pengen lebih dari sekarang. kalian udah terlalu banyak ke brainwash iklan TV, sosial media, dll sehingga kalian beranggapan jika bahagia itu ketika kalian berusaha menjadi lebih lagi dari saat ini. Padahal berapa banyak orang yang udah kaya 7 turunan tapi tetep merasa jika dirinya kurang? hentikan sekarang juga. gausah berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih kaya, lebih cantik, dan lain-lain. kenapa? karena, memedulikan terlalu banyak hal akan berpengaruh buruk pada kesehatan mentalmu, teman. ini ngebuat kita jadi terikat sama hal-hal yang dangkal dan palsu, dan malah melupakan hal yang penting. ketika kau berusaha untuk jadi lebih terkenal, lebih kaya, lebih cantik, itu tandanya anda sedang mengejar fatamorgana.
kunci kehidupan yang baik adalah bukan memedulikan lebih banyak hal ; tapi memedulikan hal yang sederhana saja namun hal tersebut adalah benar, mendesak, dan penting.

lalu Mark juga membahas mengenai Lingkaran setan, yaitu ketika kita mencemaskan suatu hal yang membuat kita pusing karena mencemaskan hal tersebut. sebagai contoh, kamu cemas ketika harus menghadapi seseorang, kecemasan tersebut membuat kamu tidak berdaya dan bertanya-tanya kenapa kamu begitu cemas. sekarang, kamu mulai cemas karena menjadi cemas. dan kecemasan pun berlipat ganda. sekarang kamu cemas karena kecemasan kamu yang menyebabkan kamu menjadi lebih cemas. wkwkwk. Mark memberi tips untuk mengatasi masalah tersebut dalam buku ini. tipsnya adalah : bersikap-bodo-amat. ini penjabarannya

#1. Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh, masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda.
#2. Untuk bisa mengatakan bodo amat pada kesulitan, pertama-tama anda harus perduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting daripada kesulitan.
#3. Entah anda sadari atau tidak, anda selalu memilih suatu hal untuk diperhatikan.

2. Kebahagiaan Itu Masalah
 Di bagian kedua ini, Mark pengen bilang ke pembacanya untuk : Gausah memaksa diri untuk selalu jadi orang bahagia kalau gamau jadi palsu. kenapa? Karena mayoritas kehidupan kita sebenarnya biasa-biasa aja, malah lebih banyak hal negatifnya, gak perduli mau kamu artis, pelajar, PNS, penyanyi rock, semua orang menghabiskan mayoritas hidupnya dengan biasa-biasa aja. gak gembira-gembira banget, gak sedih-sedih banget juga. jadi, menjadi selalu bahagia malah akan jadi tekanan sendiri buat hidupmu. kau gak bisa selalu bahagia, karena, segede apapun effort yang kamu berikan untuk membuat dirimu bahagia dari dalam, akan selalu ada masalah yang datang dari luar. ikhlaskan aja. ikhlas kalau saat itu kau terpuruk, terima kalau kau saat itu sedih, terima aja kalau dirimu memang gak bisa selalu bahagia. gak bisa selalu positif thingking. kenyataannya, apa yang anda miliki atau ingin kamu miliki sekarang sebenarnya adalah sumber masalah kamu. seperti orang yang kamu nikahi adalah orang yang selalu berantem sama kamu. rumah yang kamu beli adalah rumah yang harus selalu diperbaiki. pekerjaan idaman kamu adalah pekerjaan yang membuat kamu stress. setiap hal yang membuat kamu merasa nyaman juga dapat membuatmu merasa terpuruk. jadi, sebenarnya hidup bukan tentang memilih kebahagiaan, tapi memilih penderitaan. penderitaan macam apa yang dapat kamu nikmati dan akan terus mengikutimu seumur hidupmu?

 oh iya, disini kamu juga bakal dikenalkan dengan satu pahlawan super yang namanya bakal buat netizen tercengang . dia adalah : Panda Nyinyir. selamat berkenalan dengan Panda Nyinyir. ini kutipan favoritku dari bagian ini:

"Rasa sakit dan kehilangan tidak pernah dapat dielakkan dan kita harus belajar untuk berhenti menolaknya."



3. Anda Tidak Istimewa
Jangan pernah merasa istimewa. alasan terbaik untuk mendukung argumen ini adalah : karena kamu memang tidak istimewa. merasa istimewa membuat kamu merasa berhak diistemewakan. setidaknya ada 2 poin penting yang selalu dipikirkan orang yang merasa dirinya istimewa :

#1. saya luar biaa dan kalian semua payah, jadi saya berhak mendapatkan perlakuan istimewa
#2. saya payah dan kalian semua luar biasa, jadi saya berhak mendapatkan perlakuan istimewa.

hal ini membuat kita menuntut lebih kepada orang lain dan bahkan kepada diri kita sendiri, dan hal seperti ini tidak pernah menuntaskan masalah sebenarnya. Mark bilang kalau kata-kata "setiap orang dapat menjadi luar biasa dan meraih kesuksesan besar" pada dasarnya cuma omong kosong yang menyenangkan ego kita. ini pesan yang membuat kita lega, tapi ini kaya makan burger big mac yang ngebuat kita gemuk tapi gak sehat. cara terbaik untuk menjadi sehat adalah makan sayur-sayuran, yang kalau dimakan pertama kali sebenarnya berasa hambar dan kurang enak, seperti hidup kita yang sebagian besar waktunya sebenarnya memang berjalan dengan membosankan dan tidak terlalu berharga, dan itu wajar. ini akan terasa ga enak di awal, tapi kalau udah bisa nerima ini, kita akan menjadi orang yang lebih kokoh dan lebih hidup. kecemasan kita akan hilang, ya karena kita udah mampu menerima ketidak sempurnaan. akhirnya kita merasa cukup. dan ketika merasa cukup, kita pasti akan selalu menjadi damai. bukannya damai termasuk kebahagiaan, ya?

seperti biasa, kutipan yang paling aku sukai di bagian ketiga adalah :

"ketika anda tidak merasa istimewa, anda akan mampu mengapresiasi pengalaman-pengalaman sederhana di hidup anda : nikmatnya pertemanan yang simple, menciptakan sesuatu, membantu seseorang yang membutuhkan, membaca buku bagus, tertawa bersama orang yang anda sayangi. terdengar membosankan, bukan? mungkin karena hal-hal semacam ini biasa saja. namun juga mungkin karena suatu alasan : itulah yang benar benar berarti."

4. Nilai penderitaan
Tidak semua hal yang kita anggap berharga memang benar berharga. Nilai-nilai yang kita anut bisa saja salah. maka kita harus mengatur ulang nilai-nilai yang ada dalam diri kita. Mark mencontohkan hal ini melalui Hiro Onoda (seorang letnan Jepang yang mengabdikan diri pada negaranya, dan karena komandannya mengatakan 'jangan pernah menyerah', dia menjadi seorang manusia yang hidup selama 30 tahun dalam hutan, makan serangga dan membunuhi masyarakat Vietnam demi mengabdi kepada kekaisaran Jepang. sekedar informasi saja, Kekaisaran yang dia bangga-banggakan itu sudah hilang sejak 1 tahun setelah dia pergi ke Vietnam), Dave Mustaine (penyanyi rock terkenal yang sebelumnya adalah anggota Metallica, lalu di depak dari band tersebut tanpa alasan yang jelas. semenjak itu dia berjanji untuk melebihi kesuksesan Metallica. dia jadi terkenal sih, 25 juta albumnya laris terjual. tapi, Metallica menjual 180 juta album. dan karena hal itu, dia menyimpulkan dirinya sebagai orang yang gagal seumur hidupnya. Hari-harinya dipenuhi dengan pemikiran bahwa dia orang yang gagal, dan karena itu pula banyak tangisan yang dia keluarkan di setiap harinya.) dan Pete Beast (dia tadinya adalah Drummer gantengnya the Beatles, sampai dia dikeluarkan, dengan alasan yang tidak jelas juga. dia sempat depresi ketika The Beatles laris manis. ngerasa jadi orang buangan. tapi dia ngga berlarut-larut, singkat cerita, dia memutuskan untuk mengubah nilai hidupnya dan dia tetap sukses. tentu aja sukses versinya dia. dia punya keluarga sederhana yang bahagia, dia tetap bermusik, dia keliling eropa untuk menyanyikan musiknya. jadi sebenarnya suksesnya dia sama aja kaya The Beatles, bedanya cuman di bagian "terkenal" dan "di elu-elukan" aja. sisanya sama.). 

Kalian udah dapet poinnya, kan? apa yang kita yakini belum tentu benar. Nilai-nilai yang kita pegang ternyata berpengaruh banget ke hidup kita. hiro menghabiskan 30 tahun untuk meyakini hal yang ternyata tidak ada. dia bahkan sampe rela menderita hanya untuk hal yang udah ga ada. itulah nilai kita, makanya kita harus tetap peka sama nilai yang kita pegang, jangan sampe kita mengalami kejadian yang sama kaya Hiro.

Kasus Dave sama Pete gambaran besarnya sama. mereka sama-sama dibuang oleh band yang kemudian jadi terkenal gila-gilaan. Yang membedakan kemudian adalah nilai yang mereka pegang. Dave yang terlanjur bikin definisi kesuksesan adalah "lebih dari Metallica" membuat dia jadi orang gagal seumur hidupnya. Sedangkan Pete, yang definisi kesuksesannya adalah "berkarya" telah mencapai kesuksesannya sendiri. dia orang yang sukses, tentu dengan definisinya sendiri. 

Jadi berdasarkan hal tersebut, Mark bilang ada nilai-nilai sampah yang buruk bagi kehidupan. jangan berpegang sama nilai ini. nilai itu adalah Kenikmatan, Kesuksesan Material, Selalu Benar, dan tetap positif. jangan pernah menganut nilai itu seumur hidupmu. jangan. udah itu aja.

5. Anda Salah Memilih
 Kata Mark, terkadang ada hal-hal yang gak bisa kita kendalikan, gak bisa dipilih, dan bahkan itu sama sekali bukan salah kita. tapi, walaupun bukan salah kita, pada akhirnya kita harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Liat aja anak-anak yang punya gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD), mereka bukannya mau sakit, kan? siapa yang mau cuci tangan setiap detik? tapi mereka mengalaminya, dan itu salah gennya, bukan salah mereka. tapi walaupun bukan salah mereka, itu jadi tanggung jawab mereka, untuk mengatasi gangguan yang mereka miliki, dan gak bisa dikasih sama orang lain. Jadi, memang ada hal-hal yang bukan salah kita, tapi itu tetap tanggung jawabmu kalau kau jadi gagal karena hal tersebut. ini kutipan yang kusuka dari bagian 5:

"Kita semua mendapatkan kartu. beberapa dari kita mendapatkan kartu yang lebih bagus daripada yang lainnya. dan meskipun mudah aja untuk menyerah, dan merasa kita telah dikalahkan, permainan sebenarnya terletak pada pilihan yang kita buat terhadap kartu tersebut, pilihan atau resiko yang akan kita ambil, dan pilihan konsekuensi yang akan kita jalani. orang-orang yang secara kosisten memilih pilihan terbaik dalam situai apapun adalahmereka yang pada akhirnya memenangkan permainan ini, seperti halnya dalam kehidupan. dan itu tidak harus mereka yang memiliki kartu terbaik."

6. Anda Keliru Tentang Semua Hal (Tapi, Saya pun Begitu)
poin penting dalam bagian ini, adalah : Jangan menemukan dirimu sendiri. teruslah berjalan tanpa perlu mendefinisikan dirimu, entah sebagai orang yang baik, jahat, lucu, aneh, karena sejatinya diri kita memang tidak dapat terdefinisi.Jadi, kurang lebih kamu lebih baik berpikir kalau kamu sebenarnya tidak cukup menarik, jadi mengapa harus gusar, atau kalau ketua timmu emang kurang ajar, jadi ya bodo amat. gausah dipikirin. hal-hal kaya gini dirancang untuk memberi kita kenyamanan yang biasa aja, tapi ya memang lebih baik begitu. dengan tidak mendefinisikan kita sebagai orang yang baik atau buruk, kita memberi peluang untuk hadirnya kegagalan maupun keberhasilan, yang memang sesungguhnya biasa saja. ini kutipan yang paling jleb yang aku baca disini :

"jangan jadi istimewa, jangan jadi unik. definisikan ulang ukuran anda dengan cara yang biasa dan umum. pilihlah sebuah ukuran untuk diri anda bukan sebagai primadona atau seorang jenius terselubung. pilihlah ukuran anda sendiri bukan sebagai korban yang mengerikan atau suatu kegagalan yang suram. sebagai gantinya, ukur diri anda dengan identitas yang lebih biasa : seorang rekan, seorang teman, seorang pencipta."

7. Kegagalan Adalah Jalan Untuk Maju
 untuk mengulas bagian tujuh, aku mau mengutip langsung suatu cerita dari buku ini yang ngena banget. ceritanya, ketika Pablo Picasso berusia lanjut, dia sedang duduk-duduk di sebuah cafe di spanyol, sambil mencorat-coret selembar tisu bekas. dia adalah orang yang cuek mengenai segala hal, menggambar apapun yang membuatnya terkesima pada saat itu. lalu, seorang wanita yang duduk di dekatnya memandanginya dengan kagum. tidak lama kemudian, Picasso menghabiskan kopinya dan meremas tisu tersebut dan hendak membuangnya saat akan meninggalkan tempat itu

wanita itu menghentikannya, "tunggu" katanya. "boleh kan saya meminta tisu yang barussan anda gambari? saya akan bayar"

"tentu." kata Picasso. "Dua puluh ribu dolar"
 kagetlah di wanita itu. terus dia bilang "Apa? anda hanya perlu waktu sekitar 2 menit untuk menggambar itu"

"tidak, nyonya" balas Picasso "saya perlu lebih dari 60 tahun menggambar ini" dia memasukkan tisu tersebut ke dalam kantungnya, dan pergi meninggalkan kafe.

dapet poinnya? maksud dari Mbah Picasso, mungkin dia ngegambar itu dalam waktu 2 menit. tapi, untuk bisa menggambar sebagus itu dalam selembar kertas tisu dalam waktu dua menit, dia harus berlatih selama berpuluh-puluh tahun lamanya, gagal dan coba lagi, gagal dan coba lagi, terus aja begitu sampai akhirnya dia mampu membuat gambaran bagus dalam waktu 2 menit. ya hidup itu kurang lebih begitu. seorang anak kecil yang baru belajar jalan mengalami ratusan kali jatuh, tapi bayangin aja kalau tiba-tiba si anak itu mikir "kayanya berjalan bukan bidang saya, saya ngga mahir melakukannya" yaa bisa bayangkan bakal gimana jadinya, kan? oh iya, ini saran dari Mark untuk kamu kalau sekarang kamu lagi pusing mikirin tugas yang ga kelar-kelar :

"Jangan hanya duduk-duduk. Lakukan sesuatu. Jawaban akan muncul"


8. Pentingnya Berkata Tidak
Jujur itu tampak kasar dari luar, tapi memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kepribadian. Berkata tidak merupakan bagian dari sikap jujur, dan semua jujur membawa manfaat yang besar. Mengatakan tidak untuk hal yang memang tidak penting untuk hidup anda penting, karena memang tidak semua hal di dunia harus kita urusi. Penolakan juga sebenarnya merupakan hal yang membuat hidup kamu jadi lebih baik. menghindari penolakan sering ditawarkan untuk menjadikan hidup kita terasa lebih baik, tapi itu cuma solusi sementara, itu cuma kenikmatan sesaat yang membuat kita tanpa kemudia dan tanpa arh dalam jangka panjang. untuk mengapresiasi sesuatu, kamu harus membatasi dirimu sendiri. Intinya, "kita semua harus peduli terhadap sesuatu, untuk menghargai sesuatu. Dan untu menghargai sesuatu, kita harus menolak apa yang bukan sesuatu tersebut. untuk menilai X, kita harus menolak non-X."


9. ...Dan Kemudian Anda Mati
Setiap manusia pada akhirnya akan mati. Mark disini bilang kalau memikirkan kematian itu adalah cara supaya kamu tetap berjalan di jalan yang tepat. Memikirkan kematian juga membuat kamu jadi tidak terlalu berlebihan dalam memandang suatu keberhasilan ataupun kegagalan. semua pada tempatnya saja. karena kamu juga akan mati, kamu juga akan lebih menghargai hal-hal kecil yang ada di sekitarmu. Mark memunculkan kematian tepat di depan matanya ketika dia mencoba duduk di sebuah tebing yang dibawahnya ada batu-batuan. Dia takut banget, tapi dia tetap disitu. dengan memunculkan kematian tepat di hadapannya, dia jadi mengetahui hal-hal yang paing penting dalam hidupnya. Begitulah bagaimana Mark bisa menemukan hal yang penting baginya.

Daaan begitulah gambaran umum dari setiap bagiannya. pokoknya di buku ini kamu akan lebih merasa lagi bicara sama orang deh daripada bicara sama buku. aku sebenarnya cukup lama ngebaca buku ini, tapi bukan karena buku ini ga seru, tapi sangking serunya, aku takut cepet-cepet baca dan malah ga bisa paham apa yang Mark coba sampaikan. jadi aku baca selembar demi selembar, lalu jeda, menghubungkan ke hidupku, udah klik, lanjut lagi. begitu terus. sampai bukunya habis. seru banget.

oke, reviewku sampai disini dulu. oh iya, Special thanks buat penerjemahnya yang menurutku udah menerjemahkan dengan pas. aku jadi ga berasa ngebaca buku terjemahan. bahasanya yaa kaya bahasa sehari-hari aja. terimakasih sudah menerjemahkan dengan baik!
Sebagai pengamat amatir dunia perfilman, aku kadang-kadang suka mikir, kalau tanpa kusadari, setiap film dari negara yang berbeda itu punya standar yang beda dalam menampilkan tokoh utamanya. Aku sebenernya lebih fokus untuk mengamati drama romantis-komedi, sih. karena drama-drama kaya gini pasarnya jelas, yang nonton jelas. sehingga lebih bisa dianalisis ketimbang drama dengan genre lain.
pinterest.com



Sebagai contoh, Korea kerap kali menayangkan seorang manusia yang udah kaya setengah dewa. macam Gu Jun Pyo aja, Ganteng, Kaya, Baik Hati, sedikit kocak dan abis-abisan buat cewe yang disukainya. Bukan sampai disitu aja, Gu Jun Pyo yang notabenenya masih anak SMA aja udah sanggup buat ngebiayain cewenya penuh buat liburan ke Maldives, sampe sewa-sewa Helikopter segala. semuanya buat cewenya. beda banget sama cewenya yang gak pinter-pinter amat, galak, misquen, benci sama Gu Jun Pyo. Kalau dipikir-pikir, hampir semua drama korea sih gambaran umumnya gini ya. cowo sempurna x cewe misquen. jarang sih ada drama yang ceritanya tentang cowo misquen. kalau ada juga gabakal terkenal banget. ini nunjukin bahwa seleranya orang korea mah gitu. yang perfect kan. kalau dari yang aku liat sih ini nunjukin budayanya orang korea yang selalu menjunjung tinggi kesempurnaan, dan harapan itu tergambar jelas dalam satu karakter bernama Gu Jun Pyo.
pinterest.com

Lain Korea, lain pula Taiwan. Negara yang satu ini lebih menekankan tokoh utamanya sebagai pembelajar yang baik, kalaupun dia nakal pada suatu titik dia akan berubah jadi lebih baik. jadi di Taiwan, ya dituker-tuker aja sih. kalau gak cewenya bodo cowonya pinter, ya sebaliknya cowonya bodo cewenya pinter. tapi biar bagaimanapun awal mulanya, pasti nantinya si tokoh utama akan jadi nurut sama pasangannya dan jadi lebih sering belajar. kelihatan banget disini si pembuat film menonjolkan budaya china yang paling terbayang di otakku : semua orang china itu rajin belajar. dan yap di kebanyakan film romkom ya akhirnya selalu begitu. tokoh populer yang menjadi referensi dari argumen ini adalah tokoh Jiang Chen dalam A love so Beautifull, Ko Ching Teng dalam Youre the Apple of  My Eyedan Hsu Taiyu dalam Our Times.

pinterest.com
Kalau kita bergeser lagi ke Amerika, kalian bisa liat tokoh-tokoh yang sangaaat independen. kalian hampir ga akan bisa menemukan seorang wanita lemah dalam suatu film sekolahan amerika. kalaupun ada, itu cuma sementara,  biasanya di belakang-belakang si cewe itu bakal berkembang menjadi lebih mandiri, independen, seksi dan dewasa. ga bakal juga kalian temui cewe yang mewek karena cowo. cowonya juga tipe-tipe maskulin gitu. gak ditonjolkan kekayaannya, pinter, tapi wajib berkarisma. jadi ya hampir rata-rata film holywood itu kaya gitu semua. lihat aja, Spiderman marvell, Sky High, Harry Potter, Twilight, dan film-film lainnya, ngga ada yang mewek-mewek lemah gitu, kan? 

Nah, sekarang mari kita kembali ke Indonesia. Indonesia punya standar yang rada aneh soal pemain utamanya. setidaknya ada beberapa tokoh yang sangat populer di Indonesia yang mempunyai karakter yang kurang lebih sama : Lupus, Boy anak Jalanan, dan yang baru-baru ini digandrungi, Dilan. ketiga tokoh ini amat sangat dikagumi oleh sebagian besar remaja Indonesia pada zamannya. Yang buat aku bingung, sangat berbeda dari ketiga negara diatas, karakter di Indonesia menurutku bukanlah sosok yang sempurna bahkan sampai di akhir cerita. mereka semua serupa, seorang Bad Boy yang biasa-biasa aja di sekolahan, malah ada yang berandal (Boy anak jalanan mungkin bukan berandal secara gamblang, tapi beberapa kegiatannya dalam sinetron itu menunjukkan kalau dia bukan pula seorang cowo yang baik-baik amat). kekerenannya ada pada kenakalan itu sendiri. makanya, di Indonesia kan terkenal kata-kata "gapapa bandel asal ga kelewat batas" yang menunjukkan bahwa sebagian besar remaja indonesia ternyata sangat menyukai lelaki yang nakal tapi gak kelewat batas. hmm.

Dari beberapa hal yang aku paparkan diatas, aku jadi berkesimpulan kalau suatu karakter dalam suatu drama/sinetron/film populer bergenre romantis komedi sebenarnya sangat menggambarkan pola pikir, harapan, karakter serta budaya dari remaja-remaja pada sebuah negara. Sebuah karakter populer itu sangat powerfull sehingga dapat mengubah kesukaan bahkan kehidupan remaja dari sebuah negara.

Nah, karena karakter populer itu menggambarkan harapan negara akan generasinya, ternyata 'hanya sampai segitu' harapan remaja Indonesia di masa depan. bukannya berharap menjadi lebih baik, kebanyakan sinetron/drama/film Indonesia fokus pada percintaan yang baik. padahal, drama romantis gak melulu harus selalu romantis. You know what i mean? liat aja A Little Thing Called Love yang booming itu. ada gak sih si Shone romantis-romantisan sama Nam? ada gak sih Shone ngegombalin Nam? Atau, webdrama a love so beautifull, malah lebih banyak adegan belajarnya. maksudku, bukannya lebih bagus kalau di dalam suatu film itu, diselipin dikit aja adegan yang bisa jadi pemacu generasi untuk jadi lebih baik, gitu.


Alangkah lebih baiknya kalau ada perubahan positif yang menyertai si tokoh utama. biar lebih greget. haha. udahan dulu tulisannya ngalur ngidul ini, semoga tercerahkan!




“tidak ada yang pernah mengatakan padaku, kebenaran adalah, ketika kau tumbuh, kau mungkin mempunyai pekerjaan yang tidak begitu baik, berada dalam hubungan yang tidak begitu baik,dan hidup yang tidak begitu baik ”
Lin Zhen Xin
Belakangan aku mulai bosan pada drama serta film-film korea. Kenapa? setidaknya ada beberapa hal yang membuat aku mager nontonnya. Yang pertama, ceritanya sangat berat, aku jadi mikir keras tiap kali nontonnya. Kedua, adegannya makin lama makin dewasa, sehingga banyak banget adegan yang aku skip pas nontonnya. Ketiga, make upnya  ngga lagi senatural dulu. Ini mungkin selera pribadi sih, mungkin kalian ada yang menyukai tampilan actor dan aktris korea yang sekarang tapi aku sendiri, secara pribadi, terlanjur berekspektasi kalau dalam film/ drama korea semua pemain ditampilkan senatural mungkin dan ngga berlebihan gitu. Sayangnya menurutku belakangan ini make-upnya makin berlebihan, termasuk pemeran laki-lakinya jadi ngebuat aku rada aneh pas nontonnya. Ini selera pribadi loh ya, ngga berarti karena aku mengatakan aku ga suka cowo yang make up itu berarti aku bakal merendahkan semua cowo yang make up. Ini Cuma akunya aja yang Sukanya begitu, hehe.
Naah, ditengah kegalauanku atas keinginan nonton film yang bisa buat aku ngerefresh otakku kembali, aku menemukan sebuah webdrama berjudul Love so beautiful yang udah aku review juga disini. Ini awal mula aku menemukan film ini. selesai nonton Love so beautifull, aku yang gabisa moveon terus-terusan ngedengerin lagunya. Eh pas aku lupa ngeganti lagunya, munculah ost film Our Times. Aku nonton juga kan MVnya, eh kok kayanya kocak, menarik juga. gara-gara itulah, aku akhirnya nonton Our Times.
Our times mengisahkan tentang dua manusia yang nggak banget, Seorang cewe cupu banget banget yang biasanya Cuma jadi tokoh figuran di film-film normal bernama Lin Zhen Xin, dan seorang yang Brandal parah parah banget sampe aku sendiri geuleuh ngeliatnya bernama Hsu Taiyu. Keduanya bukan tipe manusia yang akan aku kagumi, dan aku yakin kalian juga. 
Asal mula dari pertemuan kedua tokoh utama ini adalah ketika Zhen Xin mendapatkan sebuah Surat pink berstiker hati di laci meja belajarnya. Zhen Xin yang gak pernah dapet surat cinta pun kesenengan, senyum-senyum gak jelas tapi itu semua berubah saat negara api menyerang, eh bukan setelah Zhen Xin ngebuka surat itu dan akhirnya terkuaklah bahwa itu adalah pesan berantai yang ngancem-ngancem. Pesan ini mirip-mirip SMS yang kalian sering dapet dari teman kalian yang isinya gini “sebarkan pesan ini ke 5 temanmu atau kalau tidak nanti malam akan ada pocong mendatangi rumahmu” 
Bodohnya si Zhen Xin, dia percaya dan ketakutan banget gara-gara pesan itu. oleh karena itulah, Zhen Xin mulai memikirkan siapa teman yang pantas mendapatkan surat berantai itu. surat pertama diberikan untuk guru yang sering menghukum Zhen Xin, Wang Baidan. Surat kedua untuk Tao Min-Min, seorang gadis cantik dan pintar yang popular di sekolah Zhen Xin. Alibinya sih karena Zhen Xin gampang aja ngasihnya karena Truly selalu pulang lewat depan rumah si Minmin, tapi yaa tentu saja alasan aslinya karena Truly zebel sama si Minmin yang sangat popular dan bisa deket-deket sama idolanya itu dan membuat Truly iri setengah mati.
Kalian sudah bisa menebak pada siapa Truly mengirimkan surat keempat? Ya, pada Hsu Taiyu. Alasannya, karena Hsu Taiyu ngegangguin Ouyang, si cowo paling popular di sekolah yang tipe-tipe idaman wanita, pinter, ganteng, tinggi, jago basket, baik de el el de es be lah pokoknya. Singkat cerita akhirnya si Hsu Taiyu dapet surat itu di dalam tasnya. Sama temen segengnya udah di cie-ciein ajatuh, dan dianya juga mukanya langsung malu gitu. Terus dia ngejauh buat ngebuka surat itu. ehh dianya ngebacanya di tengah jalan kan, gak berapa lama bruk! Dia ketabrak mobil. Kutukan surat itu nyata, teman-teman.
Maka menyebarlah anggota gengnya Hsu Taiyu untuk mencari manusia laknat yang tega-teganya membuat ketua mereka ketabrak mobil gegara kutukan surat. Ketauan, gara-gara si Zhen Xin masih nyimpen surat ke lima di meja belajarnya. Pulang-pulang Zhen Xin dihadang gengnya Taiyu, dan di seret ke semacam ruangan yang aku ga tau, kelihatannya kaya tempat karaokean gitu tapi itu tempat nonton film. Disitulah, si Taiyu sudah menunggu dengan muka sangar naudzubilah, lalu dia datengin Zhen Xin sampe Zhen Xin udah tersudut aja. Ehh dia malah bilang “mau jadi temenku?” kaya gitu. Yaudah si Zhen Xinnya shock. Dikirain mau diapa-apain kan.

Nyatanya, itu memang apa-apa.

Jadi, definisi teman ala Taiyu adalah pengabdian tanpa syarat, dimana Zhen Xin harus melakukan apapun yang disuruh sama Taiyu meskipun itu aneh-aneh. Jadi si Zhen Xin itu jadi Budaknya Taiyu. Gara-gara Taiyu, Zhen Xin terpaksa ngerjain tugas anak segengnya Taiyu, beli mie di kantin tapi mie sama minyak wijennya harus dipisah, sampe Taiyu juga ngajak Zhen Xin bolos gara-gara dia mau main ice skating.  Nah begitulah awal mula dari pertemuan mereka.
Kesan pertamaku nonton film ini adalah keduanya memang tercipta sebagai manusia yang ngga banget, emang keduanya Cuma remah-remah roti yang diapa-apain juga ga bakal bisa jadi keren. Ya Allah si Taiyu itu gayanya gangster sejati gada keren-kerennya, gaya rambutnya geuleuh apalagi gaya bajunya. Berandal abis, tukang buli orang, tukang berantem, mau minum bir, terus gayanya itu loh, tak bisa tergambar oleh kata-kata. Aku sampe bilang “ini tipe manusia yang ga akan pernah aku sukai lah” dan Zhen Xin juga ngga lebih baik dari Taiyu. Entah kenapa di awal itu bagiku cupunya kelewatan sampe gak bisa aku jelasin lagi lewat kata-kata. D A P E T B A N G E T C U P U N Y A. Aku ngeliat mereka sebagai si berandal yang lagi ngebully anak cupu habis-habisan. Itu aja.dalam hatiku sampe bilang “untung ini film, ya”

Tapi itu kesan awal,

Nyatanya, seiring dengan berjalannya film, aku menemukan kisah yang luar biasa banget, dimana semua elemen kehidupan sekolah digambarkan dengan sangat baik, kocak tapi dapet pesannya di Film ini. Aku nonton film ini tengah malem dan Film ini sukses banget bikin aku ketawa ngakak berulang kali. Tapi bukan ngakak saja, makin ketengah penonton juga akan dibuat terharu dengan ceritanya yang keren parah. Makin ketengah itu makin seru aja ngeliat kerjasamanya Zhen Xin sama Taiyu buat berubah jadi manusia yang lebih baik dan berjodoh sama gebetan masing-masing. Itu sih alibi mereka berdua. Padahal, ada kenyataan berbeda yang ga bisa aku bilang disini, takut spoilernya kejauhan haha. Tonton aja sendiri deh, biar paham.
Allhamdulilahnya satu kesyukuran yang paling aku senangi adalah tidak ada adegan-adegan fan service yang membuat aku perlu skip bagian paling penting dari film. Iya saudara-saudara, film ini, film Taiwan ini sepenuhnya lulus sensor. Kalian ga akan menemukan adegan aneh-aneh di dalam film ini yang membuat kalian harus nge skip filmnya. Sejauh ini hal yang perlu disensor di film ini palingan Cuma majalah porno yang dibaca gengnya Hsu Taiyu. Tapi munculnya Cuma sekilas jadi kalian gaperlu heboh-heboh nge-skip. Satu kelebihan yang aku sangat apresiasi di film ini.
Di Film ini aku menemukan definisi romantisku tergambarkan dalam adegan-adegan yang diperankan Hsu Taiyu dan Lin Zhen Xin. Yaitu adegan mereka lagi belajar bareng di warung teh. Bagiku itu adegan paling romantis sejagad raya. Sekarang kalian tau kan kenapa aku masih jomblo sampai sekarang. ya, aku sama payahnya dengan Hsu Taiyu dan Zhen Xin kalau masalah yang ginian. Bagiku romantis itu bukan pegangan tangan, tapi belajar bareng. Ntaps.
Adegan belajar bareng yang kuanggap romantis itu sebenarnya juga menggambarkan hal lain sih, yaitu kultur etnis china yang emang sangat berdedikasi dan gak setengah-setengah kalau belajar. Aku suka kagum sih sama kultur mereka yang begini. Soalnya aku bisa liat di hampir setiap film sekolahannya Taiwan, Jepang dan china itu adegan belajar keras selalu ada dan mendominasi. Ini nunjukin keseriusan etnis China dalam belajar ya. seolah mereka bilang “jatuh cinta boleh aja, tapi jangan lupa belajar yaaa” gitu. 
Mau ngga mau, aku jadi membandingkan film ini dengan film Indonesia yang bergenre sama dan gambaran umum cerita sama tapi punya konklusi berbeda. Dilan (2018) yang popular itu nyatanya ngga lebih so sweet daripada Hsu Taiyu, setidaknya menurutku begitu. Bukan itu saja, Hsu Taiyu dan Dilan sama-sama digambarkan sebagai anak berandal pintar tapi dimusuhi oleh gurunya. Namun cerita Hsu Taiyu lebih mengena dan lebih ada pesan moralnya jika dibandingkan dengan Dilan. Perbandinganku disini mengacu pada adegan ketika dilan Ngamuk dan ingin menghajar gurunya ketika dia dipukul dari belakang. Sebenarnya di Novel ceritanya digambarkan lebih masuk akal dan beralasan, mengapa Dilan akhirnya ngamuk dan ingin menghajar gurunya, yaitu karena bukan sekali itu saja si Guru bernama Suripto berbuat semena-mena, tapi Pak Suripto memang sering memperlakukan Dilan secara tidak adil, dan juga melakukan beberapa kali pelecehan terhadap teman-teman perempuan Dilan. Sayangnya, di Film yang notabenenya lebih popular dan ditonton oleh lebih banyak kawula muda ini, tidak dijelaskan secara lengkap mengapa Dilan akhirnya ngamuk dengan gurunya. Dia Cuma mengatakan “saya dipukul Suripto tiba-tiba” sedangkan jika merujuk pada adegan saja ya masuk akal Suripto mukul Dilan, ya karena Dilan emang dari sononya udah nakal dan pada waktu itu dia pindah barisan Cuma supaya deket sama Milea. Bucin banget, kan.
Sedangkan Hsu Taiyu, cerita marahnya dia kepada kepala sekolah itu sangat beralasan menurutku. Meskipun marahnya sangat beralasan pun tapi tetap saja dia tidak membuat keributan dan main pukul kepala sekolahnya seenaknya, padahal kalau yang ini jelas-jelas kepala sekolahnya salah. Hsu Taiyu menunjukkan kebijakan yang memang harusnya dimiliki juga oleh Dilan, mengingat Dilan ini telah jadi teladan anak bangsa dan sangat disayangkan ternyata Dilan tidak menunjukkan banyak teladan yang baik bagi generasi Z selain tips-tips mendapatkan hati wanita dan tips menggombal ala-ala. 
Hsu Taiyu yang notabenenya ketua gangster ternyata dibela sama temen-temennya. Bukan Cuma temen segengnya, tapi bahkan murid-murid ambis budak akademis juga ikut-ikutan ngebela Taiyu, dengan memberikan sebuah fakta yang bikin netizen tercengang. begitulah bagaimana karakter Hsu Taiyu ini berkembang, ada perubahan dimana dia jadi lebih baik yang walaupun ga langsung blek dia jadi teladan tapi ada yang patut diapresiasi. Inilah yang aku cari di suatu film, selain ngasih fungsi hiburan, film itu juga harus bertanggung jawab untuk ngasih pelajaran, apa yang bisa diambil sama si penonton, bahwa “seharusnya begini, jadi yang awal jangan ditiru yah” begitu film yang bagus, menurutku.

Oh iya, sebagus-bagusnya suatu karya, Namanya yah buatan manusia, pasti ada aja ya kurangnya. Kalau aku sendiri agak kecewa di versi dewasanya, karena pemerannya diganti. Apalagi Hsu Taiyunya. Hiks. Sama di akhir-akhir jadi agak nge-drama berlebihan gitu sebenernya.  Tapi aku juga terharu sih, Cuma yaa drama banget gitulah. Dan karakter-karakter yang ada di dekat mereka itu ga terlalu di follow up gituloh, kaya meimei yang diawal dikenalin sebagai orang yang ceria banget, ternyata di belakang-belakang dia Cuma jadi peramai film aja, ga terlalu berpengaruh gitu perannya. Sama juga kaya abangnya Zhen Xin yang harusnya perannya bisa lebih banyak tapi jadi ga terlalu berperan disitu. Tapi kekurangannya gak terlalu ketara karena udah keburu suka sama alurnya, sih.

Untuk mengakhiri review ini, aku ingin mengutip kata-kata dari Lin Zhen Xin.
“sesungguhnya, orang yang kau lempari balon pertama kali itu bukanlah orang yang paling kau benci, tapi orang yang sosoknya selalu ada di matamu sehingga yang lainnya tak terlihat”