Seminar yang aku ikuti hari ini sebenarnya mendadak banget. waktu lagi kelas tiba-tiba ada pesan masuk dari Line "ada yang bisa ikut seminar ga?" dan aku langsung bilang aja aku mau, nanya-nanya dan selesai kelas aku langsung naik ojek ke rektorat buat ngehadirin seminarnya. kondisinya aku dateng telat, acara mulai jam 08.00 dan aku datengnya jam 09.30 dan Putra Nababannya udah ngomong. sebenarnya aku tertarik dateng seminar ini karena temanya sih, yang berhubungan sama media. berhubung aku sangat tertarik dengan segala isu tentang media, jadi aja deh aku duduk disana. dan memang ternyata ga nyesel. 

Ketika dateng dan baru berapa detik duduk di bangku peserta, langsung kerasa banget powerfull talknya Putra Nababan. Aku yang lagi duduk itu ya langsung ngerasa karisma dan semangat dari beliau itu menyebar ke seluruh sudut ruangan. nah, dalam hati aku ngomong "yang begini ini nih tipe seminar yang aku cari" dan aku langsung negakkin badan dan dengerin dengan seksama yang beliau omongin di depan. dan memang benar, seorang wartawan senior itu cara bicaranya selalu bikin ngiri dan aku sampai berpikir kalau setiap kalimat yang keluar dari beliau itu bisa dijadiin Quotes menarik yang orang-orang bakal semangat kalau baca kalimat itu.

Jadi, hal pertama yang aku dengar dari beliau adalah beliau bicara tentang ketakutan terbesar karyawan itu bukannya orang-orang yang nelponin beliau tiap malam untuk memastikan berita apa yang keluar besok pagi atau penguasa dari media yang dia kerja di dalamnya. hal yang paling ditakuti beliau dan semua wartawan sebenarnya adalah : Ditinggal Pemirsa. itu bukan sekedar ketakutan tentang tidak mendapat gaji walaupun itu salah satunya. namun yang terpenting adalah, ketika penonton mengganti channelnya, maka idealisme mereka tidak tersampaikan, ideologi dan pemikiran-pemikiran mereka tidak akan terdengar oleh masyarakat. 

yang kedua, beliau membicarakan soal berita-berita tidak kredibel yang banyak muncul di internet. ada satu pertanyaan yang menurutku maknanya dalam dan ngena banget "siap kontrol berita yang masuk ke pikiran kalian tidak?", lalu beliau melanjutkan kalau sebagian besar orang ternyata belum siap benar untuk menerima bombardir informasi yang sampai ke mereka.

kemudian beliau mengatakan kalau apabila kita mempunyai sebuah instagram, itu artinya kita telah memiliki sebuah media sendiri. itu juga berarti bahwa kita menjadi pemimpin redaksi dari media tersebut, kita juga menjadi kru dari media itu. beda kompas TV dengan instagram yang kita miliki hanyalah bahwa kompas tv memiliki kru khusus untuk mengelola media mereka sementara instagram kita, baik kru maupun pemimpin redaksinya adalah diri kita sendiri. jadi, itu ada di tangan kita apakah kita ingin membagikan sesuatu yang bermanfaat dan mengedukasi untuk pemirsa (followers) kita, ataupun kita hanya ingin menunjukkan sesuatu yang biasa-biasa saja. kalau terdapat pilihan seperti itu,kenapa kita tidak coba untuk menghasilkan suatu hal yang bermanfaat yang dibagikan di media sosial kita ini?

Lalu untuk masalah media yang disetir oleh pihak tertentu, beliau mengatakan bahwa jelas segala sesuatu di dunia ini pasti telah ada arahnya, termasuk juga media. media selalu mengadakan rapat redaksi terlebih dahulu sebelum memberitakan sesuatu. dan di dalam redaksi tersebut angle yang coba seorang wartawan angkat tersebut memang akan di kritik dan diserang habis-habisan oleh rekannya yang lain sampai menghasilkan tulisan yang benar-benar bagus dan terarah. Jadi jels saja bahwa media memang disetir dan diarahkan.

ada satu kalimat menarik dari beliau yang aku ingat sampai sekarang, beliau mengatakan "Kita tidak hidup di ruang hampa yang semuanya ideal. Saat di kampus mungkin kamu mendapatkan beberapa ruang kosong yang dapat kamu isi dengan idealisme-idealisme versimu dan masih dapat diperjuangkan. tetapi, ketika kamu keluar kampus, maka semua ruang hampa tersebut harus terisi penuh, tidak ada lagi ruang hampa. jadi, manfaatkanlah ruang hampa itu dengan baik, saat di kampus"

Kata-kata di penghjung cerita beliau yang membuat aku akhirnya terinspirasi dan mulai mencoba menulis ini adalah, Media itu sebenarnya adalah salah satu cara berbagi kebaikan. kamu boleh aja jadi orang baik, tapi kalau kamu tidak membagi, menyebar semangat kebaikan kamu itu ke orang-orang, maka kebaikan tersebut hanya akan berhenti di kamu. Kamu harus menunjukkan kalau berbuat baik itu ada manfaatnya, ada impactnya ke diri kamu sendiri, bukan saja hanya kepada orang lain. jadi, Semangat membawa kebaikan digital teman!

Setelah Putra Nababan pergi, dilanjutkan oleh sesi berikutnya yang diisi oleh Abie Besman, Tsamara Amany, dan Arman Dani, redaktur esai di mojok.co. 

Saat bagian Abie Besman hal yang aku ingat dan kemudian aku catat adalah kata-katanya mengenai Media sosial, bahwa kita sering menganggap Media Sosial seperti Facebook dan Twitter adalah sebuah Media massa. mungkin media-media tersebut bisa jadi Media massa jika kalian menggunakan nama yang merupakan suatu perusahaan atau organisasi atau semacamnya yang kemudian kalian menjadi penulis di dalamnya, namun apabila kalian menggunakan akun pribadi kalian untuk dijadikan media massa, maka itu berarti kalian telah memperbesar ruang pribadi kalian, kalian telah mengizinkan orang-orang untuk melihat kamar kalian, bagaimana bentuknya, isinya, apa saja yang kalian lakukan disana. selanjutnya juga dikatakan oleh beliau bahwa, saat kalian mendapatkan sesuatu hal itu gratis, berarti produknya adalah diri kalian sendiri. sama seperti Facebook, Line, dan lain-lain yang sekilas tampak seperti jenis produk padahal produk sebenarnya adalah para pelanggan itu sendiri. 

sebenarnya masih banyak lagi hal-hal baik yang mereka sampaikan, oleh karena itu postingan ini akan aku bagi jadi dua postingan. semoga postingan kali ini bermanfaat ya :) tunggu postingan selanjutnya!



WARNING : Ini cerita murni curhat, kalau misalnya mau baca cerita yang lain yang lebih terstruktur atau kritis, baca yang lain aja ya. bisa dilihat di daftar postingan dibawah. makasih :)



Aku baru aja bilang sama temen-temenku, 
"sekarang ini aku lagi hambar hatinya, gak suka sama siapa-siapa wkwk" dari chat sambil buka youtube. pas lagi nge youtube, aku jumpa satu video, judulnya "pokoknya aku cinta sama dia" dari ustad Hanan Ataki. iseng, aku buka itu video.

rupanya, video itu nyeritain ketika rasulullah berhasil membebaskan mekkah, ketika itu semua orang muslim pada balik ke mekkah dan nginep di rumah orang-orang yang disayanginya. dan coba tebak apa yang dilakukan rasullulah? dia jalan ke kuburannya Khadijah, terus udah tidur disitu sambil cerita selama beberapa hari. aku yang ngedenger cerita itu kediem dan jadi mikir sendiri.

aku sebenernya jadi ngebayangin aja yang terjadi pada malam itu. aku kaya mencoba membayangkan kalau aku jadi rasullulah saat itu, dan ketika itu sebenarnya lagi momen bahagia dan rasullulah punya sahabat-sahabatnya, ada istri-istrinya yang dia bisa berkumpul sama mereka. tapi engga. dia datang ke makam orang yang mungkin dia rindu banget, seorang pasangan, sahabat, keluarga yang dia cintai. khadijah. dia pengen cerita bukan ke istri-istrinya yang muda dan cantik, dia pengen cerita ke cinta pertamanya, yang mendampingi dia dalam kondisi apapun. seorang wanita yang melengkapi rasullulah.

ketika aku ngebayangin itu. aku sesak sendiri. aku ga terbayang rasa sepi apa yang menghantui rasullulah. rasa ingin jumpa, ingin meluk, pengen cerita tapi orang tersebut udah berada di dunia yang berbeda. Rasululah pasti kesepian. aku bener-bener gabisa ngebayangin aja kalau aku yang jadi Rasulullah.

Terus aku jadi mikir sendiri, iya sih Rasulullah punya banyak umat. iya sih Rasulullah punya sahabat yang sayang banget sama beliau dan memang rela berjuang bersama menegakkan agama islam bersama beliau. iya sih beliau punya istri yang cantik, yang siap menemani beliau dalam kondisi apapun.

Tapi kondisinya, Rasulullah adalah seorang pemimpin umat. Rasulullah dikenal begitu pada waktu itu sehingga Rasulullah gabisa seenaknya curhat-curhat, nangis-nangis kaya anak kecil, meluapkan kesedihan hatinya kepada umatnya, sahabatnya maupun istri-istrinya tersebut. karena mereka mengenal rasul sebagai sesosok pemimpin panutan. 

Sebenarnya ada beberapa orang yang dengan mereka yang udah mengenal rasul, ada pamannya Rasulullah dan Khadijah. rasulullah itu bisa ngomong apa aja bebas sama mereka. bisa manja-manjaan, nangis, sedih, ngeluh, dan lain-lain. tapi ternyata, orang-orang tersebut di masa perjuangan rasulullah itu udah gaada.udah gabisa dengerin lagi keluhan beliau, tangisan beliau, sehingga akhirnya karena ngerasa punya tanggung jawab besar dan takut mengeluh di depan umat islam yang lain, Rasul akhirnya nyimpen semua keluhannya sendiri dan lebih banyak curhat sama Allah. 

Tapi sebagai manusia, tau kan, kalau memang ada kondisi dimana kita bener-bener butuh orang yang udah tau jelek-jeleknya kita dan kita bisa ngelakuin apa aja di depan dia, dan momen itulah yang jadi sama Rasul, ketika kemenangan itu, dia pengen banget cerita sama sahabat sejatinya, Khadijah. dia kangen yang banget banget banget, dan akhirnya dia tidur di deket kuburannya khadijah.

Dari sana aku bener-bener mikir kalau ini kisah paling romantis, sekaligus paling sedih yang pernah aku ketahui. novel-novel yang aku baca, film-film yang aku tonton ga akan pernah bisa menandingi cerita yang satu ini. cintanya rasul, memang cuma satu untuk khadijah, meskipun mereka akhirnya udah berbeda dunia, Rasulullah tetap sayang banget sama Khadijah. Aku ga ngebayangin gimana sederhananya cinta seorang Rasulullah kepada Khadijah dan Khadijah kepada Rasullah. bagaimana Khadijah dapat menjadi sahabat sekaligus keluarga yang perfect banget sama Rasulullah.

pada suatu hari, aku juga ingin mendapatkan cinta yang sesederhana itu.