Kata cukup itu bagiku mantra. mantra agar aku selalu merasa tenang. Cukup juga sebenarnya adalah pengertian kaya yang sesungguhnya. Kenapa? Karena, orang yang sudah kaya aja belum tentu merasa cukup. Tapi, orang yang merasa cukup, sudah pasti kaya. karena segala yang dibutuhkan dan diinginkannya sudah dirasa ada dalam hidupnya. dia tidak berkekurangan maupun berkelebihan, bukankah itu definisi yang sangat sempurna dari kata 'kaya'?

Dulu aku tidak paham sama konsep cukup ini. aku merasa setiap orang yang kaya, punya fisik menarik, pintar, berpengaruh, itu otomatis hidupnya pasti lah bahagia. Ada pula mindset anehku, bahwa hanya wanita cantik yang mendapatkan privilege untuk dicintai seseorang. Dari cara pikir itu, tumbuhlah minder dalam diriku saat aku sekolah dulu. Aku tidak berkelebihan atas apapun. wajahku standar, aku tidak terlalu pintar, aku juga tidak terlalu kaya, tidak mempunyai sifat yang terlalu istimewa pula. aku memutuskan untuk jadi invisible woman. Tidak terlihat adalah gagasan yang lebih menarik dan masuk akal, ketimbang harus menampakkan diriku yang waktu itu, kupikir tidak punya kelebihan apapun.

Tapi, seiring berjalannya waktu, dapat dikatakan bahwa akhirnya aku jadi lebih menerima diriku sendiri. menerima jika aku adalah yang seperti ini, yang tidak sempurna, dan itu tidak apa-apa. Lagian, mindset ku yang bilang jika hanya wanita dengan standar cantik yang akan dicintai itu sepenuhnya salah. Setiap orang di dunia ini, bagaimanapun bentuk fisiknya, pasti pernah dicintai. cinta tidak hanya melulu soal fisik. Masih ada banyak faktor lain yang mendukungnya.
Orang yang merasa cukup bukan berarti dia tidak mau berkembang menjadi lebih baik lagi. Tapi, dia hanya menerima apa yang dia miliki seraya berusaha juga untuk menjadi lebih baik.

Walaupun tidak bisa dibilang cara pikirku seratus persen berubah, setidaknya aku yakin benar kalau aku sudah berubah, sedikit. untuk saat ini, itu cukup.
Cukup itu berlaku di segala aspek dalam hidupku. Personally, aku ini tipikal orang yang menganggap suka kepada orang dengan wajah biasa dan hidup biasa saja itu lebih rasional dan aman untuk berpuluh-puluh tahun kedepan daripada pasangan yang berwajah tampan, kaya, pintar, dll. Yang terpenting wajahnya membuatku nyaman melihatnya, dan damai. ini karena di dalam fikiranku, orang yang punya suatu kelebihan yang kelihatan, sangat beresiko untuk kedepannya. kenapa? pertama, kehidupan yang amat berlebih memberikan peluang perselingkuhan yang lebih besar, karena dia punya banyak pilihan. ada banyak yang suka dengan dia, kan? kedua, yang namanya manusia, dilebihkan di satu hal itu berarti dikurangkan di satu hal lainnya sebagai penyeimbang. orang yang berwajah menarik sudah pasti dikurangkan di satu tempat lainnya, begitu pula orang yang terlalu kaya atau terlalu pintar.

ini membawaku kembali ke pertanyaan-pertanyaanku yang muncul semalam. kenapa tayangan-tayangan anak-anak untuk laki-laki menggambarkan keseruan untuk bermain, meraih cita-cita, sedangkan tayangan anak-anak untuk perempuan, hampir semuanya, menceritakan kisah percintaan antara seorang gadis dengan seorang yang sempurna layaknya pangeran? Aku menyadari ini ketika aku melacak kartun favoritku sewaktu aku kecil dulu. kusebutkan beberapa, Kamichama Karin, Tokyo Mew Mew, semua seri Barbie, semua Disney Princess, dan lain-lain. Belum lagi sinetron, drama korea dan film-film yang mayoritasnya menceritakan tentang drama percintaan. aku jadi ngeri sendiri membayangkan dampak apa sebenarnya yang telah terjadi pada diriku sendiri akibat terpaparnya aku dengan hiburan-hiburan itu. 

Beberapa waktu kemarin aku sempat menonton rebootnya Charlie Angels. awalnya aku merasa film itu menggambarkan feminisme dengan sangat berlebihan. Namun, setelah aku pikir-pikir lagi, jika dibandingkan dengan kartun yang aku sebut diatas serta membandingkan dengan film seperti James Bond, yang menganggap wanita sebagai makhluk yang lemah, aku rasa Charlie Angels tidak terlalu buruk. Mengajarkan bahwa perempuan bisa jadi apa saja, walaupun yaa setiap hal yang kemudian kita pilih, pasti ada pengorbanan yang harus dilakukan. 

Terakhir, aku menyoroti kisah seorang idol korea yang bunuh diri dua hari yang lalu. Dikatakan salah satu penyebab depresi dari idol ini adalah karena mengalami kekerasan dan ancaman yang dilakukan oleh kekasihnya. Hal inilah yang kemudian membuatku merenung kembali. kedua orang yang bertikai ini, pada mulanya juga saling tertarik. saling suka. lihat akhirnya bagaimana? dan kasus seperti ini bukan hanya sekali ini terjadi. hampir sepanjang perjalanan hidup manusia di muka bumi ini, selalu ada saja kisah seperti itu. Ingat kasus artis yang mengejek mantan istrinya dengan sebutan "ikan asin"? mereka juga awalnya saling jatuh cinta, kan? saling mengikat janji bersama. di depan semua orang yang hadir pada saat pernikahan mereka. bersaksi kepada Tuhan bahwa mereka akan jadi pasangan yang saling mendukung satu sama lain. ternyata, suatu ikatan itu bukanlah akhir, melainkan awal. jadi, jangan pernah memulai sesuatu dengan berlebihan karena kita tidak pernah tau bagaimana akhir dari sebuah kisah.

Dari semua hal ini, aku mendapat pelajaran penting, jangan berlebihan menilai segala sesuatunya. akan lebih baik kalau aku tetap berada di tengah, tidak di kiri ataupun di kanan. tidak terlalu bahagia ataupun tidak terlalu bersedih. tidak berekspektasi berlebihan terhadap suatu hal. Tidak terlalu membenci atau memuja. Tidak berekspektasi berlebihan kepada suatu hal atau seseorang. dengan begitu, hidupku bisa menjadi lebih damai dan tenang.
Aslinya, aku ketika SD sampai lulus SMP itu orangnya heboh, banyak bicara dan banyak tertawa. Apalagi dalam perjalanan yang jauh-jauh, biasanya kerjaanku bicara terus. dan kalau sudah begini, ku akhirnya selalu kena tegur ayah "dek, jangan berlebihan" katanya. Tidak membentak, tapi sudah cukup membuatku ciut nyali dan diam duduk di kursi penumpang.

waktu itu, aku tidak terlalu paham maksud ayah. aku cuma menyimpan kesal dalam hati, tapi ya ga berani ngomong. kan aku cuma tertawa, apa yang salah, pikirku. Semakin kesini, aku sudah tidak seheboh dulu. bisa dibilang saat ini aku jadi lebih kalem ke orang baru, tidak terlalu banyak bicara jika tidak terlalu penting, dan aku baru paham maksud "jangan berlebihan" yang dikatakan ayah saat itu tidak terbatas hanya pada sikapku yang cederung berlebihan, melainkan semua aspek dalam hidupku. "Cukup" adalah sebuah kata yang harus diterapkan oleh semua orang.

Terkait dengan cukup ini, aku menemukan sebuah gaya hidup seorang filsuf yang dinamakan : Filsafat Stoikisme atau Filosofi teras. pada intinya konsep ini mengajarkan tentang hidup yang merasa cukup. tidak berlebihan dalam menanggapi segala sesuatu yang terjadi pada diri kita. jadi, ketika sedang bahagia kita tidak menanggapi dengan berlebihan, pun ketika bersedih kita tidak akan terlalu lama tenggelam dalam kesedihan. karena kita sudah menerima bahwa tidak semua hal dalam hidup ini dapat kita kendalikan. Stoikisme mengajarkan kita untuk hidup dengan seimbang.

Selanjutnya lagi, aku kemudian menghubungkan jangan berlebihan ini kedalam sebuah konsep islam, yang sering kali disebut dengan konsep Ummatan Wasathan. konsep ini adalah menjelaskan dimana posisi seorang muslim seharusnya. selama ini, aku fikir sebagai seorang muslim aku harus selalu condong ke kanan. jadi aku selalu menganggap kanan adalah arah yang sakral. aku memandang negatif segala yang berlawanan denganku. sampai ketika aku menyadari, kalau yang terbaik bukanlah yang condong ke kanan ataupun yang ke kiri, melainkan yang berada di tengah-tengah. umat pertengahan, itulah yang dikatakan oleh konsep ini. Kita hanya perlu menjadi berimbang, menjadi umat yang adil dalam setiap perkara. Aku juga menyadari kalau dengan konsep wasathan-pertengahan-moderat ataupun seimbang ini, kita akan dapat melihat dengan berbagai sudut padang, sehingga dapat menilai dengan lebih bijaksana serta tidak berlebihan dalam menanggapi sesuatu. Aku menyadari benar kalau inilah posisi para Nabi saat kemudian menyebarkan pesan kebaikan, sehingga pesannya dapat diterima oleh kaum kanan maupun yang kiri.

Ajaibnya, semua hal yang ada dalam hidupku menjadi lebih jelas ketika aku menyadari hal ini. aku jadi terbebas dengan segala pemikiran-pemikiran yang membebaniku selama ini,untuk selalu jadi kanan. aku tidak perlu menjadi kanan. aku hanya perlu menjadi yang seimbang. walaupun aku tidak akan bisa seutuhnya berada di tengah, at least aku mencoba.

Semoga kita semua menemukan kedamaian di dalam diri kita.


Hi, beberapa waktu belakangan ini aku Mengalami hari-hari yang amat memusingkan. itu karena satu kesalahanku sendiri, yaitu mempromosikan secara tidak langsung blogku di akun instagramku. basicnya, aku bukan orang yang senang jadi pusat perhatian. Cerita itu murni kusampaikan karena konteksnya pada saat itu, bukan karena aku benar-benar ingin mempromosikan tulisanku pada teman-temanku. sayangnya, mereka terlanjur memahami dan mulai mencari blogku. 

Aku merasa sangat tidak nyaman, karena sebenarnya aku sengaja menulis melalui platform Blogger, karena aku ingin tidak dikenal oleh siapapun sehingga yang dikenal orang hanyalah karyaku, bukan pribadiku. Pribadiku sendiri sebenarnya biasa saja, tidak ada yang spesial. tidak terlalu cantik, tapi tidak mau juga dikatakan jelek. Tidak terlalu pintar, tidak terlalu kurus, tidak terlalu gemuk. Aku ingin dikenal sebagai orang yang cukup. Orang yang ketika terlihat tanpa berkata-kata juga sudah terlihat bahwa aku cukup. tidak kurang dan tidak lebih. Diketahui tulisan-tulisanku dan dikenali oleh teman-temanku menurutku bukan sesuatu yang cukup, karena aku terbebani olehnya. oleh ekspektasi tiap orang. Sangat tidak menyenangkan ketika mengemban beban ekspektasi orang-orang. 

Jadi beginilah akhirnya, aku memutuskan untuk non-aktifkan instagramku sejenak, dan mengganti nama blog ini. tenang saja, nama blog ini masih merupakan identitasku, hanya berupa anagram. blog ini sepenuhnya milik pribadiku. Semoga aku bisa lebih banyak berkarya tanpa terbebani ekspektasi orang-orang. Terimakasih untuk yang sudah meluangkan waktunya membaca tulisan singkatku ini.